Ini jaman social media, berbagai informasi beredar cepat. Dari seseorang tak dikenal bisa menjadi terkenal atau yang sudah dikenal semakin terkerek ketenarannya.
Venna Melinjo nama account twitternya. Dia aktif banget nge-tweet macam-macam kegiatan hariannya. Tampaknya dia multitalenta dan bangga dengan jadwal padatnya sebagai penari salsa, instruktur senam, selebritas sekaligus anggota dewan.
Baru saja sehari gabung di twitter followenya sudah 1.800 orang lebih. Padahal banyak tweeple lain yang sudah berbulan atau bertahun gabung dan rajin tweeting, followernya masih ratusan. Semua itu berkat ‘cicitcuit’nya yang memang megang banget di ranah social media bergambar burung biru itu.
Misalnya, tempo hari twitter ramai oleh komentar Venna Melinda di parlemen yang bilang kalau human trafficking itu urusannya Departemen Perdagangan. Lalu munculah tweet Venna Melinjo ini:
Sambil dandan, sambil nonton diskusi tentang anak jalanan di TV. Anak = Human. Jalanan = Traffic. Oh, itu toh maksudnya human trafficking.
Cari info ttg human trafficking di mana, ya? Di Yellow Page ngga ada no telp-nya nih. Hmmm. Google aja deh.
Lalu lain waktu soal film:
Gara2 meeting batal, saya ke bioskop utk cari tontonan. Saat ini saya sedang berada tepat di depan loket bioskop. Hmm. Nonton apa ya?
Mau nonton Nine, tapi takut ngga ngerti. Saya belum nonton One, Two, Three, Four, Five, Six, Seven, dan Eight.
Mau nonton Case 39, waduh apalagi! Mesti nonton Case 01 -Case 38 dulu!
Kepingin nonton “3 Idiots”, tapi saya tersinggung membaca judulnya.
Saya nonton Nine saja deh. Saya ingat, dulu sudah pernah nonton Seven-nya Brad Pitt. Jadi hanya ketinggalan yang Eight saja. Tidak apa.
Menurut saya, film Nine itu aneh. Lokasi di Italia, tapi kok Patung Liberty-nya ngga kelihatan sama sekali?
Brad Pitt tampak lebih kurus dan tua di Nine. Tidak seperti di Seven. Mungkin di Eight dia ceritanya diet, ya?
Kemudian tweeting soal tari salsa:
Laju hidup saya seiring gerak langkah salsa: selangkah maju, dua langkah mundur, lalu berputar.
Kenapa saya senang menari salsa? Karena, saya pikir kita semua harus melestarikan budaya bangsa kita sendiri.
Kata siapa salsa itu punya Amerika Latin? Wong kafe-nya saja ada di Kemang, kok.
Sedikit bicara dan banyak berdansa adalah resep membuat suami betah di rumah. Saya sedang memasang sebuah tiang di ruang tamu.
Dan soal novel laris:
Pagi ini sarapan sambil lanjut baca “Da Vinci Code”. Ternyata rumit sekali sejarah pendirian perusahaan furniture mewah itu.
Melelahkan sekali cerita perusahaan Da Vinci ini. Rumit. Nampaknya saya akan beralih ke buku origami terbaru saja. “Perahu Kertas”.
Ampuuuuun… saya senyam senyum selalu baca cicitcuitnya nyonya satu ini!
Februari 15, 2010 pukul 1:27 am
hehe…
follow ah. 😀
Januari 29, 2010 pukul 1:24 pm
jiah, wakakakakakaka…beneran itu akun punyanya vena melinjo? *ngakak guling-guling*
follow ah, hahahahaha…..