BLOG Swastika Nohara

Life is the coffee, while jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life.

THEM: Mencekam dalam Kesederhanaan

Tinggalkan komentar

ils

Spoiler alert: Kalau berniat nonton film keren berjudul THEM alias ILS dan pengin bener-bener ngerasain thrillernya, jangan terusin baca posting ini. Kalau nekat terusin baca, yaaa… resiko tanggung penumpang. Mumpung libur agak panjang, saya jadi membongkar lagi koleksi DVD yang belum sempat ditonton, termasuk film buatan thn 2006 ini.

Judul aslinya Ils, untuk international market dipakailah judul dalam bahasa Inggrisnya, Them. Nonton film produksi Perancis ini nyaris seperti naik roller coaster. Opening scene dengan disclaimer “based on true event” membuat ketegangan nonton film ini makin pol. Film ini juga membuat saya semakin yakin untuk tidak tinggal di rumah yang terpencil dan jauh dari tetangga. Sereeem bo!

Clementine yang guru SD tinggal serumah  dengan Lucas, kekasihnya di sebuah rumah tua berlantai dua. Suatu malam mereka diteror suara-suara aneh, telefon berdering, dan TV di lantai bawah tiba-tiba menyala sendiri. Berikutnya mobil Lucas hilang. Tapi sampai filmnya sejam lebih masih belum ketahuan apa atau siapa yang meneror mereka. Penerornya juga nggak jelas maunya apa. Ngejar-ngejar pasangan ini membawa clurit tapi pas udah deket banget, nyaris ketangkep, Lucas dan Clem nggak dibunuh. Lho?

Settingnya yang di Bucharest dan model rumahnya yang megah tapi tua menguatkan suspense yang dibangun dari awal. Tapi dari semua itu, endingnya yang bikin saya tergaga-gaga.

“They” are some 10-15 years old teenagers! Ternyata para peneror dan pembantai itu anak-anak abegeh!! Menjelang credit title disebut, polisi berhasil menangkap pelaku2nya beberapa waktu setelah jenasah Clem dan Lucas ditemuin. Dalam interogasi dengan salah satu pelakunya yang baru berumur 10 tahun, dia bilang alasan meneror Clem dan Lucas karena mereka berdua nggak mau diajak main! Duuuuaaar… are we really living in such a sick society?

Nah, yang menggelitik saya kemudian adalah kenapa sineas Indonesia belum bikin film horror yang macam ini? Tanpa hantu-hantu bermake-up lebay, tanpa muka rusak berdarah-darah dan tanpa perempuan molegh berbaju seksi, THEM berhasil menyeret penontonnya dalam ketegangan dan membuat bulu kuduk berdiri dengan sukses!

Kalau dilihat dari tampilannya, saya yakin ini film berbudget ngepas. Setting di sebuah rumah, aktor utama cuma 2 orang, tanpa efek aneh-aneh. Nggak perlu mahal buat bikin film seru. Dan hasilnya pun disajikan dalam judul yang bersahaja, THEM. Kapan film serem buatan sineas kita berhenti menggunakan judul-judul bombastis macam P*cong VS K*ntilanak, P****g Kamar Sebelah, H*ntu Rumah Ampera dll itu?

Penulis: Swastika Nohara

I'm a freelance content and script writer for movies, television, commercials and internet-related content. With a team, I also do documentaries, video tutorial, video presentation and corporate video. I'm based in Jakarta but eager to travel anywhere on earth. For me, life is like a cup of coffee. Life is the coffee while jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life. Sometimes, by concentrating only on the cup, we fail to enjoy the coffee provided…. So, don’t let the cups drive you, enjoy the coffee instead!

Tinggalkan komentar