Kemarin malam saya diundang mengikuti sebuah sesi FGD yang diadakan sebuah majalah life style perempuan ternama. Berlokasi di lounge sebuah mall di pusat Jakarta, topik yang didiskusikan seputar perempuan bekerja dan gaya hidup mereka, eh, saya, eh… ya semua peserta diskusi lah ya. Oya, semua pesertanya perempuan bekerja berusia antara 25-35 tahun.
Nah, ada satu pertanyaan yang terus mengusik saya, pun setelah saya pulang, tidur dan bangun lagi esok harinya. Apa sih bedanya bekerja dengan berkarir? Lalu para perempuan yang bekerja di luar rumah, lebih banyak yang bekerja atau berkarir?
Jawaban saya saat di forum itu kira-kira begini. Kalau berkarir biasanya ada tahapan yang harus kita lalui dan ada jenjang yang hendak kita capai dalam pekerjaan kita. Sementara kalau bekerja adalah aktivitas apapun yang produktif dan menghasilkan imbalan atau profit. Peserta diskusi lain tampaknya kurang lebih sepakat dengan jawaban ini, karena tidak ada yang mendebat sehingga obrolan berlanjut ke pertanyaan selanjutnya.
Lalu, Anda sekarang bekerja atau berkarir?
Nah, disinilah saya merenung agak lama, sementara empat orang peserta lain dengan sigap menjawab bahwa mereka bekerja, karena mereka tidak secara sadar berusaha meraih suatu posisi tertentu dalam pekerjaannya. Mereka cukup puas dengan pekerjaannya sekarang dan berusaha sebaik mungkin menyeimbangkan antara bekerja dan mengurus keluarga. Kalaupun naik gaji, dapat bonus atau naik pangkat, memang itu hasil kerja keras mereka tanpa ambisi atau rencana karir yang spesifik.
Kata salah satu peserta, untuk berkarir kita perlu mengorbankan sebagian dari kehidupan pribadi dan keluarga kita. Sehingga hal ini sangat sulit, bahkan nyaris mustahil, dilakukan oleh perempuan yang sudah menikah dan punya anak (kecil). Saya pikir ada benarnya juga. Mendedikasikan waktu dan pikiran pada pengembangan karir, akan banyak menyita waktu dan pikiran yang mestinya dicurahkan pada keluarga, terutama pada tumbuh kembang anak.
Lalu, apakah ini berarti perempuan bekerja (nyaris) tidak mungkin berkarir?
Jadi kesempatan berkarir terbuka jauh lebih luas bagi laki-laki?
Bagaimana dengan Anda, warga negeri ngerumpi?