BLOG Swastika Nohara

Life is the coffee, while jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life.

Gejala Manusia Urban

2 Komentar

Sore ini saya nyasar di dalam Grand Indonesia, mall segede gaban yang di bunderan HI ituuuuh… Pantes deh dia menyebut dirinya The Shopping Town! Asli gedaaang banged! Dan saya yakin saya pasti bukan satu-satunya yang pernah nyasar di dalam mall. Dengan makin banyaknya mall di Jakarta, nyasar di dalam mall kayaknya sudah jadi salah satu gejala manusia urban.

Saya memang jarang kesini kecuali untuk nonton di Blitz megaplex saja, itu pun nggak sering, paling kalau film-film menarik di 21Cineplex sudah saya tonton semua. Pada dasarnya saya bosen sama mall-mall Jakarta. Isinya cenderung sama dengan mall lain di kelasnya. Tapi kenapa ya, kok ujung-ujungnya seminggu bisa 3-4 kali ke mall? Anda yang tinggal di Jakarta berapa kali ke mall perminggunya?

Kalau dirunut, bagi manusia penghuni kota besar, mall sudah mengalami perkembangan fungsi. Tidak hanya tempat belanja, tapi juga rekreasi dan bekerja. Menurut paman Bill dalam catatannya ini, manusia urban sudah terlalu suka dan terbiasa di dalam ruang, kenikmatan indoor yang dengan berbagai teknologi bisa dikontrol. Mau temperatur panas, adem, tinggal pencet. Mau terang, gelap, remang-remang, juga tekan tombol. Semua serta terkontrol dan terprediksi. Sementara outdoor, alamlah pemegang kontrolnya.

Nah, apakah ini berarti para penghuni kota besar makin jauh dengan alam? Mungkin, itu gejala berikutnya. Dulu waktu kecil, saya berusaha mengira-ngira akan hujan atau tidak dengan melihat langit. Kalau siang ya dilihat warna langitnya gimana. Kalau malam ya tinggal lihat ada nggak bintang gemintang yang bertebaran. Itu dulu, waktu tinggal di desa yang tidak indah apalagi permai. Lah sekarang, di Jakarta langitnya ketutup polusi melulu…

Gejalan menjauhnya manusia urban dari alam juga dialami keponakan saya yang sejak bayi tinggal di Jakarta. Sekarang sudah SD, dan nggak tahu kalau nasi berasal dari padi! Dia pikir nasi ya beli di ka-ef-si. Haduuuh… Ini parah.

PS: saya kagum mampus sama paman Bill itu, jadi bolehlah ya saya pajang cover bukunya yang juga salah satu buku favorit sepanjang masa.

Iklan

Penulis: Swastika Nohara

I'm a freelance content and script writer for movies, television, commercials and internet-related content. With a team, I also do documentaries, video tutorial, video presentation and corporate video. I'm based in Jakarta but eager to travel anywhere on earth. For me, life is like a cup of coffee. Life is the coffee while jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life. Sometimes, by concentrating only on the cup, we fail to enjoy the coffee provided…. So, don’t let the cups drive you, enjoy the coffee instead!

2 thoughts on “Gejala Manusia Urban

  1. Untuk cari tempat refreshing alam juga susah dan jauh.

    Saya baru tinggal di jakarta 2 bulan rasanya memang mall ini salah satu tempat refreshing favorit.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s