BLOG Swastika Nohara

Life is the coffee, while jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life.

Mengejar Idola Masa Muda

14 Komentar

Kalau remaja lain umumnya mengidolakan penyanyi atau bintang film ngetop, saat SMA saya memuja Hariyanto Arbi. Sosok pemain badminton yang jangkung, atletis dan berwajah lumayan tampan itu menghiasi mimpi-mimpi remaja saya. Semua liputan media tentang Hari tidak secuilpun saya lewatkan. Pertandingannya saya pelototi babak demi babak, beritanya terutama dari tabloid BOLA saya kliping dengan rapi, guntingan wajah dan sosoknya saya tempel di halaman paling belakang buku-buku sekolah saya, bahkan fotonya ada di dompet saya… ehm! Namanya juga idola…

Tapi semua kegilaan ini saya simpan sendiri, saya malu kalau sampai teman-teman sekolah tahu. Sampai suatu hari, teman sebangku saya entah gimana melihat halaman belakang buku catatan saya yang ada guntingan foto Hariyanto Arbi, lalu mengoper buku itu ke teman-teman hingga seisi kelas tahu. Duuuuh…. Saat itu saya berharap lantai kelas terbelah dua, biar saya bisa ngumpet di dalamnya!

Tanpa saya duga seorang teman perempuan, Rina, berbisik kalau dia ngefans abis sama Ricky Subagja. Ahay! Senangnya ada teman senasib. Obrolan kami bergulir hingga kami menyepakati sebuah misi.

Misi: meet and greet Hariyanto Arbi dan Ricky Subagja

Lokasi: pelatnas bulutangkis di Cipayung

Pelacakan: mengetahui jadwal latihan Hari & Ricky plus rute angkot ke Cipayung

Rina dengan curangnya memilih melacak rute angkot, maka saya pun ketiban tugas mencari tahu jadwal latihan. Jreeeng… pelacakan dimulai. Melalui 021-108 saya mengendus nomer telefon Pelatnas Cipayung. Sayang, nomer tersebut sering tidak dijawab, meski terdengar nada sambung. Akhirnya seorang petugas menjawab telefon saya.

Saya : Jadwal latihannya Hariyanto Arbi kapan pak?

Petugas: Adik mau nonton latihan? Datang aja antara jam 3 sampai jam 5 sore, tapi jangan Sabtu-Minggu.

Saya : Hariyanto Arbi juga latihan jam segitu pak?

Petugas: Saya nggak tau siapa aja yang latihan.

Lah kok? Kalau Hari nggak latihan ngapain saya datang? Saking ingin tahunya jadwal Hari, saya sampai lupa menanyakan jadwal latihan Ricky. Namun hasrat tak dapat dibendung, berangkatlah saya dan Rina ke Cipayung naik angkot ganti jurusan 3x di sebuah siang yang terik.

Kami sampai di Cipayung dalam keadaan basah kuyup keringetan. Dasar remaja labil, pas di gerbang pelatnas kami berdua malah grogi, nggak berani masuk. Saya dan Rina dorong-dorongan, elu duluan dong yang masuk!

Akhirnya dengan membulatkan tekad, kamipun masuk, melangkah dengan perasaan campur aduk antara senang dan grogi ke lapangan latihan. Sejauh mata memandang, tak tampak mas Hari pujaan hati. Oh nooo… jangan sampai dia tidak latihan! Pelacakan dilakukan sekali lagi, ternyata Hari lagi latihan kebugaran di ruang gym. Saya pun menanti dengan setia sambil menahan kantuk di pintu keluar gym.

Pada masa jayanya. Sekarang dia agak chubby sih :)

Pada masa jayanya. Sekarang dia agak chubby sih 🙂

Hingga tiba-tiba… itu dia! Hariyanto Arbi himself! Melangkah keluar dengan keringat yang membasahi rambut dan kaosnya, hingga menempel ke badannya yang ehm… atletis. Sang idola di depan mata membuat saya kehilangan kata-kata. Sumpah, saya hanya diam menatapnya.

Rina menyikut saya. Saya pun gelagepan. Ehm! Rupanya Hari sadar dirinya diperhatikan. Dia tersenyum kearah saya. Sepertinya, saya malah nyengir kuda…

Saya : Hm… Hariyanto Arbi ya? (yaiyalah!!! Masa Jon Bon Jovi!)

Hari : Iya (jawaban yang nggak kalah klise)

Kami pun salaman. Entah percakapan macam apa yang terjadi diantara kami, Hari setuju memberikan kaosnya. Dia membuka gym bagnya dan menyodorkan sebuah kaos bersih. Saya menggeleng. Saya mau kaos yang dipakainya, yang basah oleh keringatnya! Hari pun heran… tapi kok ya mau aja. Mungkin dasarnya memang baik hati. Dan kaos itupun dengan setia menemani hari-hari saya selanjutnya, sampai pudar warnanya, seperti pudarnya infatuation saya pada sang idola. *dasar remaja labil!

Iklan

Penulis: Swastika Nohara

I'm a freelance content and script writer for movies, television, commercials and internet-related content. With a team, I also do documentaries, video tutorial, video presentation and corporate video. I'm based in Jakarta but eager to travel anywhere on earth. For me, life is like a cup of coffee. Life is the coffee while jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life. Sometimes, by concentrating only on the cup, we fail to enjoy the coffee provided…. So, don’t let the cups drive you, enjoy the coffee instead!

14 thoughts on “Mengejar Idola Masa Muda

  1. Ping-balik: Fajar & Rian, Doamu Terkabul! | BLOG Swastika Nohara

  2. Lho di atas tadi aku ngiranya malah Nike Ardila 😐

  3. lho kupikir foto itu pas Tika masih remaja

  4. liat poto hariyanto arbi di postingan ini kok mirip kak sabai yah..?

  5. liat poto hariyanto arbi di postingan ini kok mirip kak sabai yah..?

  6. berakhir tragisnya gimana mbak?

  7. hihihi..trus itu kaos ke mana non sekarang?

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s